Kabar mengenai dugaan pelecehan seksual di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Sebuah postingan di akun media sosial @UNYmfs (sebelumnya Twitter) menghebohkan netizen dengan cerita seorang mahasiswa baru yang mengaku menjadi korban pelecehan oleh seorang kakak tingkat.
Dalam postingan yang kini sudah dihapus, mahasiswa tersebut menyampaikan pengalamannya dengan mengungkapkan bahwa pelecehan tersebut diduga dilakukan oleh seorang anggota BEM FMIPA UNY. Sebuah foto tangkapan layar percakapan chat juga dilampirkan sebagai bukti.
Ketua BEM FMIPA UNY 2023, Doni Setyawan, ketika dikonfirmasi mengakui adanya dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu pengurus BEM.
Doni menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan konfirmasi dan penelusuran untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar di media sosial.
“Informasi yang beredar di medsos masih bersifat bias, sehingga kami perlu melakukan konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut. Ini penting agar keputusan yang diambil bisa lebih adil,” ungkap Doni.
Namun, Doni enggan memberikan informasi jelas terkait status keanggotaan di BEM apakah sudah dinonaktifkan atau tidak. Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumber Daya FMIPA UNY, Ali Mahmudi, juga tengah mengumpulkan informasi terkait kasus ini.
“Sampai saat ini, kami terus mencari informasi terkait kasus ini. Kebijakan dan tindak lanjut akan didasarkan pada informasi yang valid. Informasi di media sosial terbatas, dan kabarnya sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Ali.
Pihak Dekanat FMIPA UNY juga telah melakukan klarifikasi terhadap terduga pelaku berdasarkan tangkapan layar percakapan yang beredar. Namun, Ali menyatakan bahwa dari klarifikasi tersebut, belum ditemukan bukti yang mendukung adanya chat seperti yang tersebar di media sosial.
“Saya belum bisa memastikan apakah ini fitnah atau bukan. Namun, jika ada indikasi kekerasan seksual, kami akan bertindak dan berkoordinasi dengan tim UNY untuk melindungi mahasiswa,” tegas Ali.
Di sisi lain, terduga pelaku yang diidentifikasi dengan inisial MF membantah keras melakukan kekerasan seksual sebagaimana yang dituduhkan di media sosial.
“Atas tuduhan ini, saya merasa sangat dirugikan, dan saya siap menempuh jalur hukum terhadap orang yang melakukan tuduhan ini,” kata MF.
Untuk membuktikan ketidakbersalahannya, MF bahkan bersedia memperbolehkan ponselnya diperiksa. “Tuduhan-tuduhan ini dapat diperiksa melalui ponsel saya. Silakan periksa, tidak ada chat apapun yang saya hapus,” tegasnya.
Sementara netizen di media sosial mengecam keras dugaan pelecehan ini, ada juga yang meminta agar kasus ini diusut hingga tuntas dan memberikan pendampingan kepada korban.
Seorang netizen dengan akun @PartaiSocmed menuliskan, “Hallo Hallo @unyofficial @bemfmipauny, mau segera menindak mahasiswa dan anggotanya atau buying time? Saran kami segera DO kriminil ini sebagai bukti UNY tidak ada toleransi terhadap pelaku sex harassment!”.
Ketua BEM FMIPA UNY, Doni Setyawan, menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lintas jajaran BEM dan pihak kampus, untuk mengumpulkan informasi terkait dugaan kekerasan seksual ini.
“Informasi di medsos masih bersifat bias, sehingga perlu adanya konfirmasi dan klarifikasi. Keputusan harus diambil berdasarkan informasi yang lebih fair,” tutup Doni.
Kasus dugaan pelecehan seksual di UNY ini menjadi sorotan serius, memicu perbincangan luas di masyarakat. Masyarakat menantikan hasil investigasi yang akurat dan transparan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menangani kasus ini. ***
Sumber: Berbagai sumber