Ketika sudah merencanakan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan tertentu, tentu kita ingin semuanya selesai tepat waktu. Kenyataannya, tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencana dan optimisme kita. Ada suatu konsep bernama planning fallacy yang kadang menjadi hambatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Artikel ini akan membahas tentang konsep planning fallacy, penyebab, dan cara mengatasi bias kognitif satu ini. Simak selengkapnya berikut ini.
Konsep planning fallacy
Daniel Kahneman dan Amos Tversky menjabarkan konsep mengenai planning fallacy pada tahun 1977. Mereka berpendapat bahwa orang-orang sering menggunakan penilaian intuisi yang kurang tepat ketika memprediksi sesuatu.
Lebih lanjut, Kahneman dan Tversky meyakini bahwa sebagian besar orang cenderung meremehkan faktor eksternal yang terkait dengan penyelesaian proyek yang dilakukan. Kecenderungan ini merupakan salah satu bentuk bias kognitif yang kerap tak terhindarkan dan dikenal sebagai planning fallacy.
Contoh nyata dari planning fallacy dapat diuraikan seperti ini. Kamu sangat optimis bisa berangkat dari rumah dan sampai ke kampus hanya dalam waktu 15 menit, namun ternyata kamu membutuhkan waktu hampir dua kali lipat sebab ada hal-hal eksternal yang tidak bisa diprediksi. Misalnya, terjadi macet, pengalihan arus, dan sebagainya.
Planning fallacy kerap membuat seseorang kerepotan. Sebab, mereka menyadari bahwa mereka mampu untuk menyelesaikan sesuatu sesuai rencana, namun ketika direalisasikan sering melewati batas yang sudah ditentukan.
Baca juga: Pentingnya Perencanaan Bagi Mahasiswa
Penyebab terjadinya planning fallacy
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, planning fallacy ini disebabkan oleh faktor eksternal yang tak bisa kita kendalikan. Beberapa diantaranya adalah:
-
Optimisme berlebihan
Seringkali seseorang terlalu yakin dengan intuisi dan rencana yang sudah disusun tanpa mempertimbangkan hal-hal di luar dirinya, seperti masukan dan pengalaman dari orang lain. Kecenderungan inilah yang membuat seseorang mengalami bias planning fallacy.
-
Waktu istirahat
Ketika membuat perencanaan, kadang kita lupa memasukkan waktu istirahat yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Seseorang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal jika ia kelelahan karena tidak memperoleh istirahat yang cukup.
-
Hal mendadak
Kegiatan atau hal-hal mendadak menjadi salah satu faktor eksternal yang tidak bisa diprediksi dan menghambat proses perencanaan. Misalnya, ada kecelakaan atau hal darurat lainnya yang membuat kita mengesampingkan tugas.
-
Kegiatan lain yang memakan waktu lebih lama dari perkiraan
Kita akan menggunakan proses penulisan skripsi sebagai contoh kesalahan perencanaan. Kamu sudah memperkirakan akan terjun ke lapangan untuk mencari data selama satu bulan, namun kamu belum bisa melakukannya sebab belum memperoleh surat izin penelitian. Hambatan inilah yang membuat estimasi yang sudah ditentukan meleset dan memperlama proses pengerjaan.
Cara mengatasi planning fallacy
Planning fallacy timbul karena kita mengabaikan faktor eksternal tersebut. Untuk mencegahnya, beberapa hal ini bisa membantu kamu.
-
Identifikasi hambatan
Sebelum membuat perencanaan, kamu bisa membuat daftar hal-hal yang berpotensi menghambat proses mencapai tujuan dan solusi menghadapi hambatan tersebut. Dengan ini, kamu bisa memulai lebih awal untuk mengantisipasi hambatan tersebut dan tetap bisa menyelesaikan tugas sesuai rencana awal.
-
Tambahkan buffer time
Buffer time merupakan waktu tambahan untuk mengantisipasi jika ada hambatan yang membuat proses penyelesaian tugas dan pekerjaan jadi lebih lama. Kamu bisa menambahkan buffer time sebesar 25% dari waktu estimasi yang sudah ditentukan untuk jaga-jaga apabila terjadi sesuatu di luar rencana.
-
Pertimbangkan faktor eksternal
Kesalahan perencanaan biasanya terjadi ketika seseorang terlalu fokus dengan intuisinya dan mengabaikan hal-hal di luar, seperti pendapat dan pencapaian orang lain. Untuk mencegahnya, kamu bisa mempertimbangkan hal-hal tersebut dan membuat perencanaan yang lebih matang.
Baca juga: Kemampuan Persuasi: Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain untuk Melakukan Apa yang Anda Inginkan?
-
Buat tujuan yang spesifik
Saat seseorang menentukan tujuan dan memperhatikan setiap detailnya, akan lebih besar kemungkinan mereka untuk menetapkan tujuan yang lebih realistis dengan optimisme yang lebih terukur. Tak hanya itu, mereka cenderung lebih berkomitmen dengan rencana awal dan berusaha menyelesaikannya tepat waktu.
-
Bagi tugas menjadi beberapa bagian kecil
Akan lebih mudah bagi seseorang untuk mengatasi planning fallacy jika tugas tersebut dibagi menjadi beberapa bagian kecil. Selain itu, kamu juga bisa membuat estimasi secara lebih akurat. Tujuan akan lebih mudah diraih jika kamu membangunnya sedikit demi sedikit.
-
Lakukan evaluasi
Manusia memang tidaklah sempurna, sehingga sangat wajar ketika kita mengalami planning fallacy. Kamu harus memperhatikan dan mengidentifikasi apa yang kira-kira menyebabkan kesalahan dalam perencanaan tersebut. Tidak ada salahnya untuk melakukan evaluasi rutin untuk mengecek progres yang sudah dibuat.
***
Baca Juga:
- Karakter Positif: Apa Saja dan Bagaimana Mengembangkannya?
- Tips dan Trik Membentuk Habit yang Konsisten, Mudah dan Fleksibel
- Psikologi Positif dan Kreativitas: Cara-Cara untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir di Luar Kebiasaan
Editor: Habibah
Referensi:
- brillitydigital.com
- thedecisionlab.com
- twitter.com