CAMPUSPEDIA.ID – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim belum lama ini keluarkan kebijakan tak wajib skripsi bagi kelulusan mahasiswa D4 dan S1.
Adapun kebijakan tersebut disampaikan Nadiem di hadapan publik pada diskusi Merdeka Belajar Episode 26, beberapa waktu lalu.
Menurut Founder salah satu aplikasi transportasi online di Indonesia ini, skripsi cukup membebani mahasiswa.
Aturan Sebelumnya Memisahkan Sikap
Nadiem berpendapat bahwa aturan sebelumnya yang mewajibkan skripsi bagi kelulusan mahasiswa D4 dan S1, telah memisahkan dan merinci kompetensi sikap serta pengetahuan.
“Tetapi bapak ibu, di dunia sekarang ada berbagai macam cara untuk menunjukkan kemampuan atau kompetensi bagi lulusan (D4 dan S1) kita,” ucap Nadiem pada pertemuan tersebut.
Berdasarkan pandangannya tersebut, ia menyampaikan bahwa sejauh ini terdapat banyak kendala terkait tugas akhir baik oleh perguruan tinggi ataupun mahasiswa.
Skripsi Menghambat Pergerakan Mahasiswa
Pengerjaan skripsi, selain membebani dari segi waktu, Nadiem juga mengatakan dapat menghambat pergerakan mahasiswa guna merancang proses dan bentuk pembelajaran secara meluas.
Tentunya, menurut Nadiem, hal itu tidak akan sesuai dengan kebutuhan keilmuan dan perkembangan teknologi.
Setiap kepala Prodi, kata Nadiem, punya kemerdekaan untuk menentukan bagaimana caranya mereka mengukur standar kelulusan, pencapaian mereka.
Berdasarkan kebebasan dan kemerdekaan tersebut, kompetensi ini tidak dijabarkan secara rinci lagi.
Perguruan tinggi secara langsung dan terintegrasi, dapat merumuskan kompetensi sikap dan keterampilan.
Selain itu, ia juga melihat bahwa tidak semua program studi dapat mengukur kompetensi mahasiswa hanya dari skripsi.
“Misalnya program studi vokasi dengan keterampilan teknis, akan lebih cocok dengan tugas akhir seperti proyek atau bentuk lainnya,” kata pria lulusan Sekolah Bisnis Universitas Harvard ini.
Tak Semua Mahasiswa Dapat Diukur dengan Cara yang Sama
Karena menurutnya, sejalan dengan program studi akademik, tak semua mahasiswa dapat diukur dengan cara yang sama,
Untuk itu, Nadiem mengatakan bahwa program studi sarjana (S1) dan terapan (D4) dapat menerapkan kebijakan bagi yang sudah menerapkan kurikulum berbasis proyek atau bentuk lainnya sejenis.
Kebijakan tersebut yaitu tidak mewajibkan tugas akhir atau tak wajib skripsi bagi mahasiswa D4 dan S1.
“Tapi misalnya program studi ini sudah menerapkan Project Based Learning di dalam kurikulum mereka, Prodi itu bisa all out,” terang pria yang lahir dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadrie.
Mengenai Akreditasi Kampus
Namun jika masalah skripsi tak wajib menjadi masalah saat proses akreditasi, Nadiem menyarankan perguruan tinggi agar menyampaikan kompetensi selama perkuliahan sebagai argumen.
“Bisa berdebat dengan Badan Akreditasi untuk bilang anak-anak saya sudah melalui berbagai macam tes kompetensi di dalam pendidikan dia selama 3-4 tahun,” saran ayah dari 3 anak ini.
Meskipun demikian, Nadiem juga menjelaskan bahwa kebijakan skripsi tak wajib bagi mahasiswa bakal berlaku sesuai aturan perguruan tinggi masing-masing.
Oleh karena itu, pemerintah menyerahkan keputusan sepenuhnya jika memang perguruan tinggi masih memakai skripsi menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswanya.***
Baca Juga :
Nadiem Makarim: Skripsi Tidak Wajib Bagi Mahasiswa, Ini Alasannya
Wow! Mahasiswa D4 dan S1 Tidak Wajib Buat Skripsi, Ini Kebijakan Terbaru Mendikbudristek
25 Pertanyaan yang Sering Diajukan Saat Sidang Skripsi, Wajib DIpelajari!
Penulis : Rey Manurung