Perkembangan teknologi dan informasi saat ini berdampak pada kemudahan mengakses internet bagi orang dewasa sampai anak-anak. Anak-anak dan remaja merupakan pengguna internet yang patut diwaspadai karena badai BLAST (Bored, Lonely, Angry-Afraid, Stress, Tired) yang terjadi pada mereka. BLAST merupakan fenomena yang merujuk pada rapuhnya kondisi anak-anak di era digital akibat lemahnya sistem sosial yang paling utama dalam kehidupan mereka, yakni keluarga. Hal ini membuat mereka mencari jalan hiburan dengan internet dan mengakses konten-konten berbahaya yaitu pornografi.
Pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada pre frontal corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi), sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak. Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun, tidak dapat membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Seperti halnya narkoba, pornografi sama-sama membuat kecanduan dan merusak otak. Namun pecandu pornografi dapat memenuhi kebutuhannya selama 24 jam penuh dan di mana saja tanpa diketahui orang lain, sehingga sulit dideteksi.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan program pemberdayaan di SMPN 3 Banjarbaru yang berjudul “Program Komunitas Anti Pornografi Berbasis Metode Pepermint di SMPN 3 Banjarbaru”. Anggota Tim PKM berjumlah 3 mahasiswa dari Program Studi Kesehatan Masyarakat, yaitu Aulia Ulfa, Gina Chairina Jahra dan Eva Mujiarahmah dengan dosen pembimbing Fauzie Rahman, SKM, MPH. PKM-M ini merupakan salah satu usulan proposal mahasiswa yang didanai tahun 2019 oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) bersama Program Kerja Menteri Riset dan Teknologi Indonesia dalam mewujudkan generasi muda yang berinovasi dan berkarya dalam keberagaman untuk kesejahteraan berkelanjutan.
Terdapat 3 metode dalam proram ini yaitu pepermint, diantaranya: peer educator, peer counselor, serta motivational interviewing. Program ini dilaksanakan dengan pemilihan dan pembentukan konselor yang nantinya berfokus kepada konseling dan edukasi terhadap teman sebaya. Setelah itu para konselor akan dilatih, lalu mereka akan membentuk suatu komunitas anti pornografi yang dalamnya akan menumbuhkan perilaku anti pornografi dan meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi.
Program pemberdayaan masyarakat ini disambut baik dan diberi izin penuh oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Banjarbaru, Fitriansyah, S.Pd. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan guru Bimbingan Konselor (BK) SMPN 3 Banjarbaru. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para siswa”, ujar ibu Syarifah selaku salah satu guru BK yang juga mendampingi selama kegiatan berlangsung.
Didukung oleh : Campuspedia
Mari bersama dukung karya anak bangsa
#PKMxCampuspedia