Metaverse yang sedang hangat diperbincangkan. Meski populer usai Facebook mengubah nama perusahaan induknya menjadi Meta Platforms Inc., istilah ini sebenarnya telah tercipta dalam novel dystopian “Snow Crash” yang dipublikasi pada tiga dekade lalu.
Metaverse sendiri merujuk pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda. Lewat dunia ini, masyarakat dari berbagai tempat dan periode waktu berbeda bisa terhubung dan bertemu dalam versi digital.
Nantinya, setiap orang akan menciptakan avatar sesuai keinginannya. Avatar inilah yang akan menjalankan perannya di dunia maya.
Tak hanya berguna untuk kepentingan bersosialisasi, konsep metaverse pun berperan dalam dunia pendidikan. Dengan perangkat teknologi mutakhir dan kecerdasan buatan, metaverse bisa meningkatkan kualitas pembelajaran.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kunjungan ke Telkom University pada Rabu, (12/1). Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar kedua intitusi dalam pengembangan teknologi Metaverse yang kian ramai diperbincangkan. Pertemuan ini juga sebagai wadah bagi kedua institusi untuk Sharing Knowledge mengenai fasilitas pendukung serta jurusan kuliah yang inline dalam pengembangan Metaverse yang tersedia di Telkom University.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Kepala Pusat Riset Informatika BRIN, Dr. Didi Rosiyadi, M. Kom. Beliau menyampaikan bahwa pengembangan Metaverse sudah harus segera dilakukan, mengingat implementasi teknologi ini begitu luas nantinya, seperti pembelajaran mahasiswa secara virtual misalnya.
“Metaverse nampaknya sudah menjadi media baru yang perlu kita pelajari dan persiapkan bersama. Kami pikir Tel-U merupakan salah satu partner terbaik dalam mempelajari teknologi ini, semoga ke depannya kita bersama mampu menelurkan karya metaverse yang baik bagi negeri” ungkap Didi.
Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya mengapresiasi kolaborasi ini, Metaverse menurutnya merupakan teknologi masa depan yang positif jika dimanfaatkan secara baik. Kolaborasi lintas bidang begitu diperlukan dalam pengembangan Metaverse.
“Kami siap bekerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki visi yang baik di Metaverse. Beragam fasilitas telah kami sediakan, pengembangan SDM juga terus kami kuatkan, bahkan jurusan mata kuliah yang beririsan untuk pengembangan Metaverse pun kami sudah punya. Secara garis besar, Tel-U siap mencetak SDM berkompeten dan profesional menghadapi tantangan dunia baru bernama Metaverse.” Ungkap Adiwijaya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerjasama Tel-U, Dr. Ir. Rina Pudji Astuti, M.T. menyampaikan, Tel-U memiliki fasilitas yang dapat digunakan bersama untuk pengembangan Metaverse.
“Tel-U memiliki beberapa Research Center dan Laboratory yang siap pakai dan sudah tersedia. Tentu fasilitas tersebut bisa kita gunakan bersama untuk mengembangkan Metaverse. Kami harap kerja sama ini ke depannya bisa menjadi manfaat dan kontribusi bagi negeri” ungkap Rina.
Usai diskusi, rombongan BRIN melakukan kunjungan pada beberapa fasilitas pengembangan Metaverse, antara lain: Lab. Telecom Infra Project (TIP), Advanced Intelligent Communications (AICOMS), Bandung Techno Park (BTP), dan Telkom University Creative Center (TUCC).
Telkom University sejatinya sudah sejak lama memiliki jurusan mata kuliah yang inline dengan bidang pekerjaan dalam pengembangan Metaverse, diantaranya: Graphic Design/Communication Design; 3D Design/Animation; Software Engineering; Digital Business/Digital Marketing; dan Fashion Design.
Tersedianya jurusan mata kuliah diatas, merupakan sebuah bentuk dukungan Tel-U dalam pengembangan teknologi Metaverse. Sehingga mampu mencetak profil lulusan yang memiliki kompetensi dibidang Metaverse Planner, 3D Environment, serta Fashion NFTs untuk avatar di Metaverse.
terimakasih artikelnya sangat bermanfaat