Memasuki era industri 4.0, ada banyak perubahan yang terjadi tak terkecuali di industri kerja. Misalnya saja pekerjaan freelance yang saat ini semakin banyak bermunculan sehingga para pekerja lepas ini banyak dicari oleh perusahaan. Dengan adanya fenomena tersebut muncul istilah baru dalam dunia kerja yaitu Gig Economy. Beberapa orang menganggap Gig Economy ini sebagai hal positif, namun tak sedikit juga yang menganggapnya sebagai fenomena yang mengancam. Wah, kenapa bisa gitu ya? Nah, biar kamu nggak bertanya-tanya dan bingung lagi kenali apa itu Gig Economy dan pengaruhnya bagi fresh graduate dalam ulasan berikut yuk!
Apa Itu Gig Economy?
Sebelum membahas lebih mendalam tentang Gig Economy, sebenarnya apa sih Gig Economy itu? Melansir dari Kompas.tv, kata gig adalah kata slang Bahasa Inggris yang artinya “manggung”. Sedangkan dalam ekonomi bisa diartikan sebagai pekerjaan yang memiliki jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, Gig Economy adalah sistem kerja dimana perusahaan memberi kontrak pendek kepada pekerja independen atau pekerja freelance.
Jadi, secara sederhana Gig Economy itu adalah hubungan kerja sama jangka pendek antara perusahaan dengan pekerja. Perusahaan akan menganggap pekerja sebagai mitra kerja bukan sebagai karyawan. Prinsip dari Gig Economy adalah pekerja akan dibayar berdasarkan pekerjaan yang diselesaikan. Sehingga, tidak akan mendapat gaji bulanan seperti kebanyakan pekerja tetap. Sebagai contoh, driver ojek online akan mendapat gaji dari perusahaan setiap mereka mengantar penumpang.
Perkembangan Gig Economy
Setelah mengetahui apa itu Gig Economy, sekarang saatnya membahas bagaimana fenomena ini bisa muncul. Melansir dari Bisnika.com, Gig Economy ini pertama kali muncul di Amerika pada 1930 akibat krisis malaise. Sebab, saat itu menggunakan istilah pekerja dianggap kurang menguntungkan dan kurang aman untuk perusahaan. Kemudian, Gig Economy ini berkembang pada akhir 90-an. Beberapa perusahaan besar seperti Upwork dan Craigslist muncul untuk menyediakan pekerjaan jarak jauh bagi pekerja gig. Di tahun 2008, Airbnb membuka kesempatan bagi orang-orang yang memiliki kamar kosong dan ingin menyewakannya untuk memperoleh income tambahan. Gig Economy semakin berkembang pesat setelah Uber merekrut pengemudi sebagai mitra perusahaan. Para pengemudi Uber ini dibayar dan bekerja mengikuti sistem kerja gig.
Di Indonesia sendiri, istilah Gig Economy ini baru populer setelah berkembangnya perusahaan startup seperti Gojek dan Grab yang semakin banyak merekrut mitra untuk bergabung. Melansir dari Glints, Anthony Hussenot, seorang profesor dari Universitas Nice Sophia Antipolis menyebutkan jika fenomena ekonomi gig ini (pekerja lepas) adalah pekerjaan masa depan. Fenomena ini juga terjadi tak lepas dari terus berkembangnya digitalisasi di dunia. Oleh karena itu, nantinya akan semakin banyak perusahaan yang beralih mempekerjakan pekerja lepas karena lebih menguntungkan perusahaan.
Pekerjaan Dalam Gig Economy
Karena fenomena Gig Economy ini semakin populer, saat ini sudah ada beberapa bidang pekerjaan yang menerapkan Gig Economy. Berikut daftarnya:
- Teknologi Informasi: Network analyst, information security engineer.
- Penulisan: Copywriter, content writer, resume writer, dan UX copywriter.
- Administratif: Virtual assistant, asisten administrasi, dan administrasi design.
- Akuntansi: Asisten accounting dan akuntan.
- Pendidikan: Tutor, dosen, dan guru.
- Software development: DevOps engineer dan game engineer.
- Project manager: office manager dan manajer proyek.
Pengaruh Gig Economy Bagi Fresh Graduate
Fenomena Gig Economy ini ternyata juga berpengaruh bagi beberapa pihak loh, tak terkecuali kaum fresh graduate. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari Gig Economy adalah freshgrad yang notabene baru saja masuk ke industri kerja, bisa memiliki kesempatan untuk mengeksplor karier dan skill di beberapa perusahaan sekaligus. Sebab, dalam Gig Economy pekerja tidak terikat kontrak permanen dan hanya bekerja sama dalam waktu singkat. Sebagai kaum milenial, freshgrad lebih mudah bosan sehingga dengan adanya fenomena ekonomi gig ini mereka jadi lebih mudah berpindah tempat kerja ketika merasa jenuh dan ingin mencoba proyek baru di perusahaan lain. Selain itu, juga berkesempatan untuk mengerjakan beberapa proyek dalam satu waktu sehingga bisa mendapat income lebih.
Selain pengaruh positif, Gig Economy juga memberi pengaruh negatif bagi freshgrad loh! Salah satunya adalah pekerja jadi sulit memperoleh jenjang karier yang baik karena kerja sama dengan perusahaan akan berakhir ketika proyek yang dikerjakan selesai. Kemudian, karena sistem kerjanya yang fleksibel sangat memungkinkan pekerja mengalami permasalahan work life balance hingga masalah eksploitasi. Sebab, dalam Gig Economy perlindungan terhadap pekerja masih kurang layak serta pemberian upah yang dianggap masih kurang layak. Pekerja lepas tersebut tidak mendapat tunjangan, cuti, serta sick pay selayaknya pekerja tetap meski keduanya mempunyai beban kerja yang hampir sama.
Itulah ulasan seputar apa itu Gig Economy dan pengaruhnya bagi para fresh graduate. Sebagai freshgrad, memang harus selalu siap dengan segala perubahan yang terjadi di industri kerja. Oleh karena itu, sikapi fenomena Gig Economy ini dengan bijak ya Campuspedia Friends! Good Luck!
Baca juga: 8 Perusahaan Program Management Trainee Terbaik & Gaji Besar
Baca juga: Berkenalan dengan Perusahaan Big Four, Sebuah Firma Audit dengan Klien Besar