“Bagaimana sih caranya bisa menemukan passion yang sesuai dengan potensi kita? Lantas, bagaimana pula dengan passion itu bisa menjadikan diri kita sebagai Mahasiswa yang Berprestasi dan optimis meraih mimpi?”.
Mau tau caranya? Yuk, cermati tips-tipsnya di bawah ini dengan baik.
Untuk membuka tulisan ini ada sebuah quotes menarik nih untuk bisa menjadi refleksi perjuangan kamu yaitu..
Do something today, that your future self will thank you for
–Anonim
Jadi, sudahkan kamu melakukan sesuatu hari ini?
Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana sih caranya menjadi Mahasiswa yang passionate dan Berprestasi, penting untuk diketahui terlebih dahulu makna dari kata Berprestasi itu sendiri. Secara umum, pengertiannya bisa dibagi menjadi 2 kategori besar.
2 kategori itu adalah:
1. Memaknai arti dari berprestasi
2. Berproses dalam Berprestasi
Berprestasi sebetulnya merupakan salah satu dari sekian banyak peran strategis Mahasiswa lho untuk berkontribusi dan mengabdi kepada negara. Ko bisa? Mungkin kita sudah familiar dengan 4 karakter pemimpin bangsa yang ideal ini yaitu: Integritas, Transformatif, Cendekia, dan Melayani. Berprestasi ini termasuk dalam supporting course untuk mencapai kesemua karakter tersebut lho. Kita bisa artikan Memaknai sebagai suatu input. Berproses sebagai suatu proses.
Pertama
Memaknai arti dari berprestasi
Ga sedikit orang merasa sedikit risih dengan pengertian berprestasi yang berkembang di lingkungan kita masing-masing. Kita akan coba angkat berdasarkan pada pengalaman sebagian besar mahasiswa nih, pernah ga sih merasa saya minder untuk berprestasi, melihat temen-temen yang lain udah tiap hari banget masuk info rilis prestasi lah, ikut ini lah, ikut itu lah, dapet ini dan itu, saya jadi minder buat berprestasi
Apakah kamu salah satunya yang pernah merasakan hal serupa?
Tahukah kamu bahwa perspektif tersebut cukup membatasi diri kamu sendiri untuk memulai peran?.
Terkadang memang perspektif ini lah yang secara tidak sadar telah membatasi motivasi kamu untuk berprestasi, hal inilah yang telah memenjarakan pemikiran kamu pada suatu proses yang stagnan. Sederhananya, bahwa mengartikan berprestasi itu tidak identik sebagai suatu hasil atau output lho. Makna berprestasi tidak bisa disempitkan dengan berapa banyaknya trofi. Tapi makna berprestasi yang sebenarnya adalah kontribusi. Ia hadir sebagai suatu cara, metode atau proses untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya.
Berprestasi itu suatu perjalanan hidup yang menantang. Prosesnya terkadang akan datang sebagai suatu hal rumit atau bahkan datang dengan suatu hal yang sederhana. Hasilnya tidak akan pernah sia-sia walaupun kita telah tiada. Karena dampaknya berprestasi adalah karya yang abadi.
Jadi, ketika kamu memiliki sudut pandang bahwa Berprestasi sebagai suatu kontribusi. Maka ini sudah Fair bagi setiap orang. Setiap orang tentu memiliki interest field nya masing-masing dalam berprestasi, bukan?. Ada yang aktif di Organisasi Kampus, Eksternal kampus, ada juga yang berkontribusi dengan aktivitas sosialnya. Semua orang tentu memiliki ruang geraknya yang luas. Tapi apakah itu sudah bisa menyentuh pada makna berprestasi yang sesungguhnya?
Tentu saja maknanya belum menyeluruh. karena pada fase tersebut kamu baru bisa menemukan diri kamu yang sebenarnya. Kalau kata orang, kamu baru bisa bertemu dengan passion-nya
Nah, keterkaitannya ada dengan kategori selanjutnya yaitu mengenai
Berproses dalam Berprestasi
George Bernard Shaw pernah mengatakan bahwa “Life isn’t about finding yourself ! Life is about Creating yourself”.
Nah lho, ternyata menemukan passion saja belum cukup. Baiknya dengan passion itu bisa membentuk jati diri kita yang sebenarnya.
Prosesnya ini memang tidak akan instant. Sangat perlu pembiasaan dan perjuangan, bahkan juga mungkin akan ada beberapa hal harus dikorbankan.. Belajarnya untuk Berprestasi itu seumur hidup. Karena untuk Berprestasi itu adalah sebuah perjalanan.
“Eh tapi tapi… ko kaya nya aku masih belum bisa dapet suatu kegiatan yang pas gitu, masih kadang suka dilakuin semuanya. kadang ga teratur. kadang malah jadi sering capek sendiri. harus gimana ?”
Pernahkah kamu merasakan hal yang sama? Terus, bagaimana bisa menemukan dan terus struggling dalam mengelola passion-nya?. Passion itu kalau sedikit dirangkum mencakup 3E yaitu Enjoy, Easy, and Excellent. Kalau kamu senang melakukannya, mudah melakukannya, dan baik dalam melakukannya maka selamat passion itu milik kamu.
Apakah setiap orang bisa memiliki passion yang sama? Mungkin. Tapi tidak utuh. Apa yg mempengaruhinya? Perbedaannya terletak pada proses kamu dalam menemukannya, mempelajarinya dan mengelolanya.
Namun, pengertiannya tidak sesederhana bahwa orang yang banyak aktivitasnya adalah orang yang paling besar progress-nya. Belum tentu. Karena mungkin kita tidak tahu apakah itu efektif atau tidak. Apakah Enjoy dalam melaksanakannya? Apakah Excellent dalam menuntaskannya? Apakah Easy dalam mengaturnya? Kuantitas yang banyak/tinggi, itu terkadang dalam beberapa kondisi tidak bisa disandingkan dengan kualitas yang baik pula. Tapi bukan berarti pula yang demikian adalah buruk. Ketika memang passionnya berani mengambil banyak risiko, senangnya menyelesaikan tantangan, senangnya berdiskusi dengan organisasi, dan melaksanakannya dengan enjoy maka itu adalah passion yang ga biasa biasa aja. Ya itu lah Passionnya Mahasiswa.
Terus bagaimana prosesnya dalam menemukan passion ?. Secara ringkas melewati proses ini
1. Rencanakan aktivitas kamu se-details mungkin agar lebih terarah dan on target.
2. Mencoba
3. Mencoba
4. Mencoba
5. Mengevaluasi
6. Coba lagi
7. Coba terus
8. Konsistensi
Proses kamu akan benar-benar teruji untuk menentukan passion secara tepat dan cepat ketika kamu terus konsisten untuk mencoba. Passion itu akan menjadi wadah kamu untuk berkontribusi di masa yang akan datang. “Tapi, terkadang ketika berproses dalam berprestasi, kita sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Gimana ya caranya biar bisa tidak begitu?”
Caranya adalah berusaha untuk fokus dengan tujuan kamu yang sudah dimantapkan dari awal. Sebagai contoh, mungkin sudah familiar dengan cerita seorang anak kecil yang sering sekali pergi ke masjid dan dia melihat begitu banyak orang yang tidak khusyu dengan ibadahnya, ada yang main gadget, ada yang bercanda, ada yang ini dan itu. Lalu dia pulang dan bercerita kepada ayahnya tentang semua hal yang dia lewati hari itu. Ayahnya mengatakan kepada anaknya untuk coba membawa gelas (yang berisi air penuh) lalu coba berjalan mengelilingi masjid itu dan Ayahnya berpesan untuk jangan sampai ada sedikitpun air yang tumpah, anak itu melakukannya dengan baik dan menghadap sang Ayah. Lalu Ayahnya bertanya. “Bagaimana, apakah kamu masih mendapati orang-orang yang seperti kamu sampaikan kemarin?” anaknya menjawab. “Tidak Ayah, aku coba berusaha untuk memastikan tidak ada tumpahan air yang jatuh selama aku berjalan mengelilingi masjid”. Ayahnya menjawab. “Ya, ketika kamu fokus dengan tujuanmu, maka tidak akan sedikitpun kita memiliki kesempatan atau waktu untuk memikirkan hal-hal seperti itu. kamu akan fokus dengan tujuanmu dan mengusahakan yang terbaik untuknya”. Intinya, fokus.
Jadi, apakah kamu sudah siap melangkah hari ini?