Tulisan ini saya buat dengan pandangan saya sendiri sebagai mahasiswa pada umumnya yang sedang berkuliah. Tidak ada beda antara saya dengan mahasiswa lainnya. Mungkin hanya beda nama saja. Hehe.. Ulasan ini akan bercerita sedikit tentang mahasiswa-mahasiswa yang bisa dikatakan memble atau tidak percaya terhadap dirinya bahwa mereka bisa melampaui para pesaingnya. Tidak sedikit diantara kita yang sering merasakan atau berpikir, wah hebat sekali dia jago ngomong bahasa inggrisnya, udah sering keluar negeri, nilai tes TOEFLnya lebih dari 550, sering presentasi di forum internasional. Gak bakal bisa deh untuk lebih pinter bahasa inggrisnya dari orang ini.
Ada juga yang berpikir, luar biasa mahasiswa ini, dia sudah sering menjuarai lomba dan menjadi mahasiswa terbaik dikampus/jurusannya, pintar dalam segala matakuliah, jago dalam bidang yang ditekuninya. Gak mungkin bisa ngalahin mahasiswa ini kalau ditanya soal kepintarannya dalam bidang yang dia suka. Bahkan ada juga yang berpikir, gimana mau ngelampaui/ngalahin mereka?, mereka lho asalnya dari SMA keren-keren dan dari lingkungan yang berada, fasilitasnya udah lengkap, mereka udah ikut pelatihan-pelatihan atau kursus yang harganya tidak murah dengan mentor yang handal, sedangkan saya sendiri tidak pernah menyentuh itu. Banyak kita jumpai orang yang berpikir seperti itu. Kuliah itu serasa bukan punya orang yang berasal dari orang-orang biasa saja, berasal dari keluarga yang mengalami keterbatasan, orang-orang yang terbatas fasilitasnya untuk menunjang kuliah dan keterbatasan keluarga yang masih belum mengenyentuh pendidikan tinggi (bahasa gampangnya keluarga mereka udah banyak yang kuliah dan berhasil jadi punya banyak panutan serta referensi sedangkan kita sendiri tidak).
Kalau boleh dikata ada benarnya juga semua alasan yang telah dibuat untuk menyudutkan diri sendiri diatas. Namun sadar atau tidak, kita hanya tidak mau berjuang keras untuk melampaui dan mengalahkan meraka yang kita katakan punya segalanya dan hebat segalanya. Bukti bahwa kita hanya tidak mau berjuang keras adalah ada mahasiswa yang berasal dari desa dengan keterbatasan biaya dan fasilitas berkuliah di kedokteran univ. terkemuka di jakarta. Bayangkankan saja mahasiswa yang tembus disana apakah mereka punya fasilitas pendukung untuk bisa sukses, pasti banyak. Tapi apa yang terjadi mahasiswa desa ini yang dikata orang tidak mampu dan tidak punya fasilitas mampu lulus 3.5 tahun dan meraih cumlaude dan berkesempatan melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Contoh lebih gampang, kita yang tidak berkesempatan ikut bimbingan semasa SMA atau kuliah untuk jago disuatu bidang misal bahasa inggris atau matematika dan fisika dengan hanya bermodal buku dan internet belajar otodidak udah bisa tuh ngelampaui yang ikut bimbingan dan punya mentor bagus. Banyak mahasiswa yang seperti ini disekitar kita disegala keterbatasan yang ada bisa melampaui para pesaingnya. Dan masih banyak contoh lainnya yang bisa dicari di mbah Google. Hehe..
Tidak punya background organisasi keren, tidak punya ipk tinggi dan tidak punya prestasi ketika kuliah bukan harga mati untuk mengatakan kalau kita nantinya tidak bakal sukses didunia kerja atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Buktinya ada tuh yang organisasinya biasa, ipk biasa, prestasi biasa bisa tembus diperusahan bonafit atau perguruan tinggi terkemuka. Tulisan ini bukan untuk menyatakan siapa yang baik dan buruk. Kalau sudah punya fasilitas tinggal manfaatkan dengan baik, syukur masih punya orang-orang sekitar yang udah pada berkuliah dan berpengalaman kerja di perusahaan besar untuk jadi panutan, dsb. Inti dari tulisan ini, untuk mahasiswa yang punya keterbatasan, ayolah jangan terlalu merendahkan diri dan mengagungkan mahasiswa lain sehingga berkata, gak bakal mungkin lebih jago dari mereka, mereka tuh udah dari sananya hebat, keluarganya berpendidikan, udah punya fasilitas, dsb. Disaat mereka asyik belajar dengan yang mereka suka tanpa beban memikirkan mau makan apa minggu depan, dan mereka punya fasilitas yang mereka butuhkan untuk mendukung kuliah mereka, sedangkan kita sebaliknya. Sekali lagi, jangan merendahkan diri dan berpikir kalau kita tidak mampu untuk melampaui mereka yang sudah punya yang mereka butuhkan. Kita harus confidence/percaya terhadap diri kita kalau kita pasti bisa melampaui mereka, jangan memble dan merasa tidak punya kemampuan apa-apa.
Kita hanya tidak mau berjuang keras. Kita kurang bekerja keras untuk melampaui mereka yang hebat, kita kurang memanfaatkan waktu yang kita punya untuk lebih bekerja keras dari mereka, kita kurang untuk memanfaatkan segala yang kita punya meskipun dalam keterbatasan untuk menggunakannya dengan baik untuk bisa melampaui mereka yang hebat dan berprestasi, dan kita kurang percaya terhadap diri sendiri bahwa bisa melakukan hal itu semua. Banyak bukti-bukti orang sukses di negara kita yang berlatar belakang dari keterbatasan dan mampu jauh melampaui para pesaing mereka. Ayo buat semua mahasiswa yang masih berpikir tidak mungkin bisa lebih hebat dari mereka menjadi pasti bisa melampaui mereka dengan segala keterbatasan yang ada. Kita hanya tidak mau berjuang keras. Kalau kita sudah berjuang keras dengan semampu kita dengan memanfaatkan waktu dan segala modal yang kita punya walau terbatas, yakinlah semua perjuangan keras itu akan terbayar dan berbuah manis diakhirnya. Tentunya tidak lupa kita juga memohon untuk bisa melakukan yang terbaik dan mendapatkan yang terbaik kepada Allah SWT. dan mohon doa restu orang tua juga jangan lupa dilakukan.
Seperti kata mantan presiden Indonesia, bapak Susilo Bambang Yudhoyono, “Tidak ada jalan yang lunak menuju keberhasilan, tidak mungkin tiba-tiba datang begitu saja, tetapi mereka yang mau berjuang, berikhtiar dan kerja keraslah yang akan meraih cita-cita nya itu.” Mungkin kita kalah dalam memulai, mungkin kita gagal dalam mencoba, mungkin kita juga bukan yang terbaik. Tapi, kita mulai belajar membangun diri kita sendiri, mulai memilih jalan hidup kita sendiri. Percayalah, ada banyak pelajaran dari yang telah terjadi untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Menjadi pemenang adalah keharusan. Tapi berjuang untuk menjadi pemenang adalah hal yang pasti.
Oleh: Ahmad Hasinur Rahman