Pada tanggal 24 Desember 2020 GeNose C19 telah resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. GeNose C19 (Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19) merupakan alat pendeteksi Covid-19 buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
GeNose C19 mampu mempercepat tracing dan tracking lewat kemampuan mendeteksi keberadaan virus melalui hembusan nafas di orofaring atau tenggorokan melalui metabolisme VOC (Volatile Organic Compounds) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid – 19 yang keluar bersama dengan hembusan nafas kedalam kantong khusus. Dalam hitungan cepat, sesaat seseorang setelah bernafas dengan sensitifitas 90%, spesifitas 96%, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%.
Baca juga: UGM dan UNPAD Hadirkan Alat Tes Untuk COVID-19, Jadi Andalan RI di Masa Depan
GeNose C19 Mendapatkan Banyak Apresiasi
Pada hari Jumat, (15/01/2021) dalam konferensi pers produk pengembangan dan inovasi GeNose C19 yang diselenggarakan oleh Kemenristek/BRIN, Dirjen Dikti Kemendikbud, Nizam mengapresiasi para ahli dari UGM yang telah menciptakan alat pendektesi virus tersebut dalam menangani kasus pandemi di Indonesia. GeNose C19 telah teruji secara klinis dan siap diproduksi.
“Kita ketahui selama masa pandemi ini perguruan tinggi sangat sigap dalam menanggapi tantangan selama masa pandemi ini. Banyak sekali karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, tidak sekedar karya publikasi namun juga karya yang menghilir pada produksi. Mudah-mudahan karya ini terus dilanjutkan karena saya sangat yakin instrumen-instrumen kesehatan ke depannya akan menjadi bagian yang sangat penting di dalam memastikan Indonesia sehat dan membangun kedaulatan kita dalam alat-alat kesehatan. Terima kasih atas dukungan penuh dari Kemenristek/BRIN selama ini untuk program-program penelitian di perguruan tinggi,” jelas Nizam.
Keberhasilan para peneliti UGM dalam mengembangkan GeNose C19 ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri, pasalnya GeNose C19 ini merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan nafas. GeNose C19 terhubung dengan sistem cloud computing melalui aplikasi berbasis kecerdasan artifisial untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.
Sementara Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menistek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro juga mengungkapkan, GeNose C19 menjadi bukti nyata keberhasilan Kemenristek/BRIN dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri.
GeNose C19 yang dikembangkan UGM dengan dukungan dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara, TNI AD, Polri, Kemenkes RI, dan pihak swasta antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Hikari Solusindo Sukses, PT Stechoq Robotika Indonesia, PT Nanosense Instrument Indonesia, dan PT Swayasa Prakarsa.
Dilansir dari laman kemendikbud, alat pendeteksi virus GeNose C19 ini dapat segera di rilis pada bulan Februari sebanyak 3000 unit dengan dibandrol harga 62 juta per unit. Alat ini diharapkan dapat membantu penanganan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia sehingga dapat segera tersebar ke seluruh Puskemas di Indonesia.
Baca juga: 10 PTN Terbaik Versi Kemendikbud! Kampusmu Ada Di urutan berapa?
Yuk follow Instagram, LinkedIn, Facebook, Twitter, Youtube, dan Official Account LINE untuk dapatkan info seputar kampus dan informasi menarik lainnya!