Selain melakukan pemilihan Universitas, calon mahasiswa juga sering mempertimbangkan untuk memilih jurusan paling tepat. Pemilihan jurusan akan mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menjalani perkuliahan dan prospek untuk mendapatkan pekerjaan kedepannya.
Dampak dari salah jurusan nantinya, mahasiswa tidak percaya diri pada kemampuannya. Mereka jadi Merasa tidak nyaman sehingga menunda-nunda dalam mengerjakan tugas. Dampak lebih jauh mahasiswa bisa menyerah dan sulit mengatasi permasalahannya dan dapat menyumpang angka pengangguran.
Jurusan Paling Susah Dapat Kerja, Apa Saja?
Survey yang dilakukan oleh payscale menunjukkan bahwa terdapat beberapa jurusan yang mereka merasa susah untuk mendapatkan pekerjaan. Survey payscale dilakukan dari data 962.956 pekerja mulai dari karir, pekerjaan, data gaji, dan S1 yang sulit mendapatkan pekerjaan. Berikut ini beberapa jurusan yang susah mendapat kerja:
1. Sejarah Seni
Jurusan pertama yang lulusannya susah mendapat kerja adalah serjarah seni. Sejarah seni dinilai memiliki lowongan pekerjaan yang sepi, hal dini disebabkan jurusan seni dinilai hanya berisi ilmu atau hobi pribadi.
Padahal kalau ditelisik lebih, jurusan sejarah seni tidak hanya mempelajari mengenai hobi saja, namun cakupan lebih luas mengenai ilmu seni itu sendiri dan penerapannya dalam masyarakat. Kurangnya dukungan dan apresiasi masyarakat, sehingga jurusan seni dirasa sulit mendapat kerja.
2. Teater
Jurusan kedua adalah teater, alasan jurusan yang satu ini memiliki prospek kerja yang sulit karena jurusan ini kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Apalagi teater tidak setiap hari dilaksanakan tergantung event yang dibuat.
Biasanya teater lebih dibuat oleh komunitas, melalui komunitas tersebut mereka menampilkan karya-karya mereka yang telah dibuat. Jadi, peluang untuk dapat kerja tetap tentu sulit bagi mereka.
3. Studi Paralegal
Studi parallel merupakan salah satu jurusan yang berkaitan dengan dunia hukum, walaupun berbeda dari pengacara. Tugas dari parallel sendiri merupakan pekerjaan yang membantu pengajara dalam melayani klien terkait permasalahan hukum.
Jurusan ini mendapatkan urutan ketiga yang dirasa sulit untuk mendapatkan kerja karena lowongan pekerjaan terkait studi parallel ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
4. Ilmu Kesehatan
Urutan keempat dilanjutkan dengan jurusan ilmu kesehatan. Terdapat berbagai faktor kesejahteraan yang membuat jurusan ini tidak langsung mendapatkan pekerjaan sehingga banyak yang menganggur. Uji kompetensi yang belum terpenuhi membuat banyaknya pengangguran dari jurusan yang satu ini.
5. Ilmu Olahraga
Jurusan kelima adalah Ilmu olahraga, kenapa hal itu bisa terjadi? Saat ini ilmu olahraga belum banyak dibutuhkan, apalagi freshgraduate banyak yang dari kependidikan, kualifikasi, dan kebijakan moratorium menunjukan bahwa banyak tenaga kerja belum terserap.
6. Ilmu Hewan
Jurusan ini kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat, apalagi mereka yang awam belum tahu lebih dalam mengenai profesi ilmu hewan itu sendiri. Ilmu hewan juga kurang terekspos dibandingkan jurusan lainnya. Anggapan yang ada di masyarakat mengenai pekerjaan yang sulit mendapatkan pekerjaaan.
7. Menulis Kreatif
Jurusan yang satu ini mungkin bisa dikenal dalam bentuk luar satsra professional yang menekankan pada pengembangan karakter, kerajinan naratif, penggunaan kiasan sastra seperti puisi. Kurangnya minat masyarakat pada jurusan ini membuat masyarakat percaya bahwa jurusan ini akan susah mendapatkan pekerjaan sehingga kurang mendapatkan perhatian.
8. Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga
Jurusan kedelapan adalah pengembangan manusia dan studi kerluarga. Di Indonesia sendiri jurusan ini sangat jarang dan belum banyak masyarakat awam mengetahui jurusan ini. Hal itu yang membuat jurusan ini kurang mendapatkan minat dari masyarakat.
Nah, itu tadi beberapa jurusan paling susah dapat pekerjaan. Jurusan tersebut ada beberapa yang sudah banyak didengar dan ada pula jurusan yang awam bagi masyarakat. Maka dari itu, bagi yang ingin melanjutkan kuliah sebaiknya benar-benar memilih jurusan sesuai minat dan bakat. Hal ini sebagai bentuk upaya agar tidak salah dalam memilih jurusan lagi!
***
Penulis: Yunita Ana
Editor: Tia Mardwi
Referensi: Berbagai sumber