Sebagian besar orang akan mengalami pahitnya ketika gagal wawancara kerja. Namun hal tersebut sudah lumrah terjadi dalam pengalaman melamar kerja. Wawancara gagal menjadi mengecewakan bagi sebagian orang, dan dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi sakit hati, merasakan kekecewaan yang luar biasa, hingga menjadi hal yang bisa ditolerir.
Pengalaman gagal wawancara tidak seharusnya membuat seseorang berlarut-larut dalam merasakan kekecewaannya. Namun dapat dijadikan dorongan agar lebih baik untuk mempersiapkan, dan melakukan wawancara selanjutnya.
Dengan terus berkembang dan menyalakan diri, seseorang akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak merasa sia-sia dengan usahanya.
5 kesalahan fatal penyebab kegagalan wawancara
- Terlambat hadir dalam wawancara tanpa pemberitahuan
Seorang perekrut menilai pelamar berdasarkan kehadiran yang tepat waktu. Jika hadir tidak depat waktu dan tanpa pemberitahuan, perekrut akan langsung menilai pelamar kurang disiplin dan tidak dapat mengelola waktu dengan baik.
- Tidak mengulik lebih lanjut mengenai Perusahaan
Tidak mencari tahu lebih dalam mengenai informasi seputar Perusahaan, dapat menunjukkan bahwa kamu tidak antusias terhadap panggilan wawancara atau Perusahaan.
- Memberikan komentar buruk terhadap Perusahaan sebelumnya
Memberikan komentar buruk terhadap Perusahaan tempat kerja sebelumnya menjadi salah satu bendera merah bagi perekrut karena menunjukkan sikap pelamar yang kurang baik dan tidak dapat menghargai.
- Tidak menunjukkan antusiasme
Salah satunya adalah kurangnya persiapan dalam menggali informasi perusahaan, tidak mencari tahu pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan terkait jobdesk , dan terlihat kurang bersemangat.
- Neogsiasi gaji di tahap awal
Terkat negosiasi gaji, biasanya pihak perekrut yang akan menanyakan atau menjelaskan terlebih dahulu, misalnya menyakan gaji terakhir pelamar berapa. Ketika seorang pelamar menanyakan terkait gaji lebih dulu, maka hal tersebut akan dianggap kurang sopan.
Solusi setelah gagal wawancara
Setelah wawancara gagal, hal yang perlu dilakukan adalah:
- Analisis dan evaluasi diri
Tinjau kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh perekrut, dan evaluasi dari jawaban yang telah kamu berikan, apakah menurut kamu ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau tidak.
Perhatikan juga sikap dan perilaku selama wawancara berlangsung. Apakah kamu terlihat antusias, atau kurang bersemangat sehingga perekrut menganggap bahwa kamu kurang menghargai proses wawancara.
- Perbaiki resume dan surat lamaran
Evaluasi kembali resume dan surat lamaran pekerjaanmu. Berilah informasi terkini mengenai pengalaman dan prestasi kamu, serta bukti bahwa keterampilan yang kamu miliki sesuai dengan kualifikasi dari jobdesk yang diberikan oleh perusahaan.
Perhatikan juga ejaan, tata bahasa dan letak dokumen. Pastikan dokumen yang disusun terlihat rapi, mudah dibaca, dan terstruktur.
- Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kamu
Tingkatkan keterampilan Anda sesuai meja kerja dan kualifikasi yang umumnya diinginkan perusahaan. Kamu dapat mengikuti kursus, pelatihan, dan sertifikasi.
Baca buku-buku mengenai pekerjaan indstri yang sesuai dengan kamu, agar wawasan dan pengetahuan kamu di bidang tersebut bertambah.
- Wawancara praktik
Berlatih untuk wawancara. Anggaplah sedang melakukan wawancara, dapat dengan bantuan orang lain sebagai perekrut atau sendiri, dan melakukan cermin depan, agar mengetahui ekspresi dan isyarat kamu yang sesuai.
- Jangan menyerah untuk mencari pekerjaan
Dengan pengalaman wawancara yang gagal, sebaiknya jangan larut dalam kekecewaan. Teruslah utuk mencari kerja, dengan perbaikan yang sudah kamu lakukan pada diri kamu. Ambil Pelajaran dari kesalahan wawancara yang sebelumnya.