Ternyata, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengar setiap harinya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rankin pada tahun 1929 dengan responden orang dewasa menunjukkan sebanyak 45% kegiatan yang dilakukan setiap hari adalah mendengarkan. Tidak jauh berbeda, penelitian yang dilakukan Barker dan kawan-kawan pada tahun 1980 dengan responden mahasiswa menunjukkan mendengar merupakan 53% kegiatan yang dilakukan setiap hari.
Kedua penelitian itu dilakukan pada waktu yang berbeda, namun hasilnya menunjukkan kesimpulan yang sama. Mendengarkan merupakan kegiatan yang kita lakukan paling banyak setiap hari. Epictetus, seorang filosof mengatakan:
“Alam memberi kita satu lidah dan dua telinga, jadi kita dapat mendengar dua kali lebih banyak dari pada kita bicara.”
Sayang, pada kenyataannya kita justru lebih banyak berbicara daripada mendengar. Mungkin kita mendengar, namun kita pendengar yang buruk.
Mendengarkan sangatlah penting dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan mendengarkan berarti kita memperhatikan dan menghargai lawan bicara kita. Jika seseorang merasa diperhatikan atau dihargai tentu akan merasa senang. Sebaliknya, jika kita hanya lebih banyak bicara, tidak mau mendengarkan, tentu konflik lebih mudah terjadi.
Sekarang kamu mungkin berpikir begini, masa kita hanya terus mendengarkan tanpa pernah didengarkan, sih?
Baca juga: Rayleigh Scattering, Fenomena Penyebab Langit Berwarna Biru
Mungkin terasa tidak adil, ya, jika kita selalu ada di pihak yang mendengarkan orang lain sementara kita tidak punya orang yang mau mendengarkan kita? Padahal dengan mendengarkan kita sama saja sudah memberi kesenangan bagi orang lain. Saat seseorang mendapat kesenangan dalam bentuk didengarkan, secara tidak sadar ia bisa merasa ketergantungan. Jika sudah ketergantungan akan sesuatu, biasanya tidak mau sampai kehilangan.
Bayangkan kamu memiliki seorang teman yang kepadanya kamu merasa nyaman untuk curhat, berkeluh kesah, dan bercerita apapun. Tentu kamu tidak ingin kehilangan teman yang seperti itu, kan? Di sinilah faktor psikologis akan mempengaruhi perilaku. Kamu pun akan membuat temanmu merasa nyaman berteman denganmu karena kamu nggak mau kehilangan dia.
Begitupun jika menjadi orang yang selalu mendengarkan. Orang yang sudah senang dengan keberadaan kita sebagai pendengar tidak akan hanya memaksakan kemauannya sendiri. Mereka akan berbalik mengikuti kita. Mereka juga akan mau mendengarkan kita karena kita yang selalu menghargai mereka.
Mendengarkan juga merupakan produk emosi, lho! Perasaan dan emosi dapat berpengaruh pada kinerja pendengaran kita. Misalnya, perasaan kita sedang buruk, maka pendengaran kita pun kurang bekerja dengan baik atau malah jadi sensitif. Nah, kalau perasaan kita sedang baik, kita akan lebih bisa mendengarkan dengan detail dan teliti.
Sudahkah kamu menjadi pendengar yang baik?
Comments 2