Data penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2020 yang memuat informasi pribadi guru di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bocor ke publik. Kebocoran data penerima BSU bertepatan dengan pencairan bantuan langsung tunai senilai Rp 1,8 juta kepada kurang lebih 2 juta guru honorer. Sementara itu, data guru yang bocor ditaksir sekitar kurang dari 10& dari jumlah penerima bantuan.
Kemendikbud berhasil memastikan jika sumber data bukan berasal dari sistem internal pada pangkalan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) berdasarkan hasil penelusuran.
“Saat ini Kemendikbud telah menelusuri detail data dimaksud dan hasilnya tidak bersumber dari Kemendikbud,” kata Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Evy Mulyani kepada Tirto, Minggu (22/11/2020), dikutip dari Tirto, ditulis pada Senin (23/11).
Salah satu guru honorer membeberkan kronologi kebocoran data penerima BSU ini. Guru di sebuah sekolah swasta di Jawa Tengah tersebut mengatakan, awalnya mengalami kesulitan akses ke pangkalan data guru dan tenaga pendidikan (GTK) Kemendikbud untuk melakukan proses verifikasi dan pengecekan data penerima BSU. Ia menyebut beberapa kali ditolak masuk oleh sistem. Namun tiba-tiba dalam grup WhatsApp (WA) guru honorer yang diikuti sudah muncul data penerima BSU.
Persebaran data tersebut diduga untuk mempermudah informasi guru honorer penerima BSU lolos verifikasi atau tidak. Sayangnya file data yang disebar belum dibersihkan dari data pribadi. Sumber menunjukkan data yang tersebar berupa satu file excel (xls) yang berisi sekitar 17 ribu guru di Jawa Tengah yang juga merupakan penerima bantuan. Dalam file tersebut juga dimuat informasi pribadi para guru diantaranya nomor induk kependudukan, NUPTK, nomor identitas penerima BSU, nama ibu kandung, tempat tanggal lahir, tempat mengajar, bahkan hingga nomor rekening.
Iman Z Haeri, Kabid Advokasi Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menyebutkan pelaku penyebaran data tersebut masih belum jelas. Hal yang diketahui secara pasti hingga saat ini yaitu sumber kebocoran data yang berasal dari grup WA para guru sendiri.
Terkait kebocoran data penerima BSU ini, P2G meminta pihak kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan pada dugaan pembocoran data-data pribadi guru dan tenaga pendidikan yang saat ini tersebar di grup WA dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Kebocoran data penerima BSU ini dinilai cukup meresahkan lantaran adanya risiko terjadi penyalahgunaan data untuk kejahatan.
Baca Juga: Kuota Gratis Kemendikbud Bulan November Cair 2 Kali di Telkomsel
“Mas Menteri pasti sangat paham soal keamanan digital. Kalau kecolongan lagi, ini mirip kejadian percakapan dalam penyederhanaan draf kurikulum beberapa waktu lalu. Kali ini yang bocor data guru. Dapat bantuan subsidi saja belum, datanya sudah bocor. Miris,” ujar Iman, dikutip dari Tirto (22/11), ditulis pada Senin (23/11).
Sumber: tirto.id