Putri Wulandari, dinobatkan sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada dari daerah paling jauh dan terluar tahun 2019. Gadis yang mengambil jurusan farmasi ini berasal dari Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau. Masih dengan wajah haru, Putri menjelaskan bagaimana cara mencapai daerahnya.
“Saya dari kepulauan Riau, tepatnya Natuna, lebih tepatnya lagi tinggal di Pulau Serasan. Kalau perjalanan kira-kira sehari semalam naik kapal ke Pontianak, setelah itu baru melanjutkan dengan pesawat.” ujarnya.
Awalnya Putri hanya ingin berkuliah di daerah yang tidak jauh dari tempatnya, seperti Pontianak. Tidak hanya masalah lokasi yang sangat jauh, kondisi ekonomi keluarga Putri pun tidak memungkinkan untuk membiayainya berkuliah jauh dari rumah. Ayahnya, Sadri, adalah seorang nelayan dengan penghasilan sekitar 1,5 juta per bulan. Ibunya, Rezemiyati seorang ibu rumah tangga.
Namun, jelang kelulusan ia mengubah keputusannya. Ia mengikuti saran Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Serasan untuk mentarget tempat kuliah yang lebih jauh dan menyarankan UGM kepada Putri. Tidak sekadar mengikuti saran, Putri juga mengikuti Program Beasiswa Bidik Misi Afirmasi 3T yakni Terdepan, Terluar, dan Terbelakang. Kini biaya kuliah Putri ditanggung oleh pemerintah.
Dengan mengambil jurusan Afirmasi, Putri memiliki cita-cita yang mulia. Ia ingin menjadi apoteker dan memiliki klinik di Pulau Serasan. Hal ini diakui karena melihat kondisi Pulau Serasan yang masih kesulitan mendapat obat-obatan, dan jika ada harga obat tersebut akan jauh lebih mahal. Dengan klinik tersebut, Putri berharap nantinya bisa membantu masyarakat yang membutuhkan obat dengan harga terjangkau.
Comments 2